Semenjak aku
mengambil komitmen untuk melayaniNya, aku benar-benar menikmati kemurahan
Tuhan, Dia menunjukkan kebesaranNya melalui kekuranganku, Dia memampukanku
melakukan hal, yang bahkan tidak pernah kupikirkan sebelumnya. Seperti tertulis
di Mazmur Daud pasal 139 , Dia mengenal segala sesuatu tentang diriku, bahkan
saat aku duduk, saat aku berdiri, Dia mengerti segala jalanku. Di dalamNya aku
hidup aku bergerak dan aku ada, karena aku dan kamu adalah keturunanNya (Kisah
Para Rasul 17:28).
Tertanggal 29
Agustus sd 4 November, Lembaga Pelayanan Mahasiswa Indonesia mengadakan acara
STOP OUT. Stop berarti berhenti dari kegiatan kemahasiswaan, berhenti dari
aktifitas sejenak. dan Out berarti keluar dari Zona Aman, keluar dari tempat
kita untuk hidup bersosialisasi dengan Masyarakat desa dengan tujuan belajar
menjadi Pemimpin yang memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat.
Karena Dia yang memilihku dan kamu, dari semula bahkan sebelum Dia menciptakan
segalanya ( Efesus 1:11-12) dan Dia bahkan sudah menentukan waktu yang tepat
untuk kelahiranku dan dimana aku akan hidup (Kisah Para Rasul 17:26) =)
Tuhan memberiku
kesempatan untuk hidup di tanah Ibu Pertiwi yang subur, yang kaya akan Sumber Daya Alam,
tetapi sayangnya, masih banyak daerah di Indonesia yang berada di bawah garis
kemiskinan, dan itu ada disekitar kita. Sebagai mahasiswa, apa yang bisa kita
lakukan??? Bermodal dana usaha jualan pakaian bekas, jualan es buah, puding serta
Proposal, dan DOA tentunya sebagai kekuatan terbesar kami, Puji Tuhan,
kami bisa Program Stop Out ini. Dengan harapan kami bisa memberikan apa yang
kami punya, mungkin sesuatu yang baru, yang kami bisa lakukan untuk pelajaran
buat kami di masa mendatang. Karena generasi muda itu punya kepedulian untuk Masyarakat
sekitarnya.
Ciparay
Pakutang, Sebuah desa kecil yang tergolong sederhana, di daerah RW 20, RT 01,
02, 03. Penduduknya tidak merasakan pendidikan yang cukup layaknya kita.
Kebanyakan dari mereka hanya lulusan sekolah dasar dan sekolah menengah.
Pemuda-pemudinya pemalu, dan warganya juga kurang aktif. Pertama kali
menginjakkan kaki ke pemukiman penduduk, ketika saya bersama 3 orang peserta yaitu
Ramly, Santa dan Septina kerja bakti di RT 03, menurut pandanganku, penduduknya
kurang memiliki kepedulian akan lingkungannya. Hal ini bisa terlihat dari lingkungannya yang sangat kotor
dan hanya tiga pemuda yang menerima ajakan pak Supri selaku bapak RT yang mau membantu
kami membersihkan lingkungan sekitar.
Adapun
program yang kami lakukan selama 7 hari disana benar-benar memberkatiku. Bazaar Sembako Murah, Kerja Bakti,
Silahturahmi ke rumah warga, Bimbingan belajar, Seminar Pemuda, Penyuluhan
kesehatan untuk anak-anak, Penyuluhan pertanian, PA dengan keluarga Kristen, Pengobatan
Gratis dari team LPMI Bandung. Praise the Lord. Tuhan berdaulat atas
program-program yang kami lakukan
Penduduk di
Pakutandang menganut tiga agama, Islam, Kristen, dan aliran kepercayaan. Warga yang
beragama Kristiani sangat minoritas,
bahkan sebut saja namanya Linda, siswi kelas 5 SD, yang mengalami kejadian yang mungkin tidak
seharusnya dia alami, hanya karena kepercayaannya beda dari teman-temannya, dia
dijauhi dan diolok-olok sebagai kafir. Miris buatku pribadi, karena usianya
yang harusnya menikmati masa kanak-kanak yang indah, tetapi sayangnya tiap hari
dia menangis dipangkuan ibunya, karena dia tidak punya teman disekolahnya.
Perbedaan itu harusnya bukan ancaman, tetapi kekayaaan yang harus dinikmati.
Linda yang masih kecil, benar-benar memikul salibnya. :-(
Pakutandang itu dmana de?
ReplyDelete